Selasa, 25 Mei 2010

PEMIKIRAN FILSAFAT AL KINDI TENTANG POTENSI MANUSIA

Menurut Al Kindi ada dua jenis potensi yang dimiliki oleh manusia dalm peruses berpikir yang akan membedakan manusia dengan makhluk lainnya, dan apabila kedua potensi ini digunakan secara maksimal maka tidak mustahil hal ini menjadikan kedudukan manusia lebih tinggi dari malaikat, juga mampu menjatuhkan manusia bahkan lebih rendah dari binatang. Potensi yang dimiliki oleh manusia itu yakni akal dan hati. Dimana dengan akal manusia mampu memikirkan bahkan menemukan Tuhan sedangkan dengan hati, manusia mampu merasakan tanda-tanda keberadaan bahkan sampai bertemu atau berdialog dengan Tuhan, seperti Nabi Muhammad ketika Isra Miraj. Hal itu bias tercapai apabila kadar keimanan dan ketakwaannya telah menembus batas dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan atau kenegatifan yang akan menjauhkan atau menjadi penghalang Tuhan, dikarenakan untuk bertemu dengan Tuhan, manusia harus mengikuti jalan atau langkah-langkah serta persyaratan yang telah ditetapkan oleh Tuhan yang berpangkal pada ketaatan untuk menjalankan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangNya. Dikarenakan kedudukan Tuhan sangat tinggi maka yang mampu menggapai Tuhan adalah makhluk yang tinggi pula, tentunya semua itu akan terwujud tidak terlepas dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Dikarenakan pula Tuhan itu bersipat sacral atau suci maka yang hendak menggapai Tuhanpun adalah yang suci pula, dalam artian terhindar dari segala bentuk kekotoran yang bersipat mampu menghijau atau menjauhkan bahkan membuat Tuhan merasa jijik karena ketidak mendengar, melihat dan mengertian manusia terhadap yang telah diperintahkanNya dan yang telah ditentukanNya.

Apabila manusia mampu menggabungkan dengan maksimal antaran potensi akal dan hati maka tidak mustahil untuk manusia menemukan Tuhan dengan mencumbuinya dikarenakan dengan alas an akal dan hati merupakan dua anugrah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia yang keduanya merupakan jalan untuk menemuiNya.

Adapun mengenai akal atau pemikiran manusia menurut Al Kindi terbagi kedalam tiga bagian dalam proses penghadiran atau berpikir itu sendiri, yakni intelekttual potensial, intelektual actual, dan intelektual aktualitas.

Intelektual potensial merupakan sebuah ide yang dipikirkan dan masih belum berbentuk panca indra hanya merupakan sebuah symbol-simbol dalam pikiran atau imajinasi. Sedangkan intelektual actual merupakan tindak lanjut dari intelektual potensial yang sudah dituangka dalam bentuk, sehingga ada wujudnya dari imajinasi tersebut. Dan intelektual aktualitas merupakan sesuatu yang telah ada dal bentuknya dan ketika wujud itu tidak ada atau ditidak adakan maka panca indra yang tadinya telah mengenalina akan mengingatnya pada ruang memori sehingga mampu menggambarkan tentang keadaan sesuatu itu. Sama atau tidaknya tentang penggambaran tersebut dalam penalaran tergantung pada ketajaman pengenalan pancaindra dan tergantung kekuatan memori mengingatnya. Intelektual actual juga merupakan sudah bias dikatakan balam bentuk ilmu yang dihasilkan dari berpikir.

Analisis

Menurut analisis saya, hal tersebut memang sangat rasional apalagi ketika digambarkan secara teori komunikasi yang berupa intelektual potensial merupakan sebuah isu atau desas-desus yang belum pasti dan belum jelas yang terjadi di masayarakat lalu intelektual actual merupakan berita hangat yang gencar dibincangkan dan diberitakan oleh media setelah mengadakan peliputan dan penelitian dan terjun langsung serta bercampur dengan sumber munculnya desasdesus tersebut sehingga menghasilkan sebuah intelektual aktualitas yang merupakan tindak lanjut dari actual berupa wacana dengan menghadirkan fakta-fakta dan data yang berkaitan juga menghadirkan saksi dan tokoh yang terlibat didalamnya, ketika hal tersebut telah menjadi tidak marak lagi diperbincangangkan, orang-orang tetap saja akan mengingatnya dalam memori karena telah tersentuh oleh pancaindra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar